Senin, 03 Desember 2012

Pengambilan Keputusan, Pemecahan Masalah, dan Berpikir Kritis:Syarat untuk Sukses Kepemimpinan dan Manajemen

Pengambilan Keputusan, Pemecahan Masalah, dan Berpikir Kritis:Syarat untuk Sukses Kepemimpinan dan Manajemen    

 Pemimpin-manajer yang efektif menyadari kebutuhan untuk sensitivitas dalam pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan yang sukses memiliki keberanian, energi, dan kreativitas. Ini adalah keterampilan kepemimpinan untuk mengenali orang-orang yang tepat untuk disertakan dalam pengambilan keputusan dan untuk menggunakan model teori yang cocok untuk situasi keputusan. Manajer harus mengembangkan pendekatan yang sistematis ilmiah untuk pemecahan masalah yang diawali dengan tujuan tetap dan diakhiri dengan langkah evaluasi. Manajer yang membuat keputusan berkualitas adalah administrator yang efektif. Untuk memecahkan masalah menejer harus mengembangkan pendekatan yang sistematis secara ilmia untuk pemecahan masalah, menejer yang membuat keputusan berkualitas adalah seoarang administrator yang efektif.
ü  Proses Pengambilan Keputusan Manajerial
Model pengambilan keputusan manajerial, model tradisional dimodifikasi, menghilangkan kelemahan dari model tradisional dengan menambahkan langkah penetapan tujuan. Harrison (1981) telah digambarkan langkah-langkah berikut dalam proses pengambilan keputusan manajerial:
1. Tetapkan tujuan.
2. Mencari alternatif.
3. Evaluasi alternatif.
4. Pilih.
5. Menerapkan.
6. Menindaklanjuti dan mengendalikan.
ü  Membuat Keputusan secara sederhana :
§  Mengidentifikasi keputusan Menilai
§  mengumpulkan data
§  Mengidentifikasi kriteria untuk Rencana keputusan
§  mengidentifikasi alternatif
§  Pilih Implement alternatif
§  menerapkan alternatif
§  Mengevaluasi langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
ü  Proses keperawatan secara sederhana yang digunakan dalam pengambilan keputusan:
§  Pengkajian
§  Perencanaan
§  Implementasi
§  Evaluasi
ü  Memilih Dan Bertindak Tegas
Dalam analisis akhir, seseorang harus bertindak. Individu dapat menjadi rentan pada saat ini terakhir dalam proses pemecahan masalah dan memilih untuk menunda bertindak karena mereka tidak memiliki keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari pilihan mereka. Namun, keputusan harus terus dilakukan, meskipun beberapa yang berkualitas buruk, karena melalui pengambilan keputusan lanjutan, orang mengembangkan peningkatan keterampilan membuat keputusan.
ü  Mengatasi Kerentanan Individu Dalam Pengambilan Keputusan
 Manajer dan pemimpin harus menyadari kerentanan mereka sendiri dan menyadari bagaimana hal itu mempengaruhi dan membatasi kualitas pengambilan keputusan mereka. Menggunakan saran berikut akan membantu mengurangi subjektivitas individu dan objektivitas peningkatan dalam pengambilan keputusan, yaitu: nilai, pengalaman hidup, pilihan individudan cara berpikir individu itu sendiri.
ü  Kunci konsep dalam pengambilan keptusan
• Para pengambil keputusan profesional adalah sadar diri, berani, sensitif, energik, dan kreatif.
• Pendekatan profesional untuk pemecahan masalah dimulai dengan tujuan tetap dan diakhiri dengan proses evaluasi.
• Para pengambil keputusan yang sukses memahami makna bahwa setiap person'svalues​​, pengalaman hidup, preferensi, dan cara berpikir terhadap alternatif yang dipilih.
• Pemikir kritis menyadari kerentanan daerah yang menghambat pengambilan keputusan yang sukses dan membuat upaya untuk menghindari perangkap logika yang salah dalam pengumpulan datanya.
• Tindakan membuat dan mengevaluasi keputusan meningkatkan keahlian dari pembuat keputusan.
• Ada banyak model untuk meningkatkan pengambilan keputusan. Menggunakan model mengurangi trial and error dan meningkatkan kemungkinan bahwa keputusan yang diambil akan menjadi sehat.
• Kiri-kanan dan otak-pengaruh dominasi beberapa derajat bagaimana individu berpikir.
• Dua pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan organisasi adalah bagaimana poweraffects pengambilan keputusan dan apakah manajemen pengambilan keputusan kebutuhan hanya bisa  "satisficing."

Pemimpin-manager terintegrasi memahami makna bahwa nilai-nilai pribadi, pengalaman hidup, preferensi, dan cara berpikir memiliki atas alternatif yang dipilih dalam membuat keputusan. Pemikir kritis merenungkan keputusan menyadari bidang kerentanan yang menghambat pengambilan keputusan yang sukses dan akan mengeluarkan upayanya untuk menghindari perangkap logika rusak dan pengumpulan data.
 manajer dan pemimpin memahami dampak organisasi memiliki pengambilan keputusan dan bahwa beberapa keputusan yang akan dibuat dalam organisasi akan hanya satisficing. Namun, para pemimpin akan berusaha untuk memecahkan masalah secara memadai dalam rangka agar tercapai keputusan yang optimal sesering mungkin.




Referensi :
1. Effken, J., & Stetler, C. (1997). Impact of organizational redesign. Journal of Nursing Administration. 27(7/8), 23–32.
2. Erickson, J., Hamilton, G., Jones, D., & Ditomassi, M. (2003).The value of governance/staff empowerment. Journal of Nursing Administration, 33(2), 96–104.

GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN


GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
  Pengertian
a)      Gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan. (Foller, 1940).
b)      Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas - tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya  (Ordway Tead).
c)      Sedangkan menurut Gillies (1970) gaya kepemimpinan dapat didentifikasikan berdasarkan perilaku itu sendiri.
Macam Gaya Kepemimpinan
A  .     Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y
            Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekaryaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsian bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif.
B  .     Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White
            Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokrasi, liberal yang mulai dikembangkan di Unversitas Lowa.
1.      Otoriter
                        Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Wewenang mutlak berada pada pimpinan
b)      Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
c)      Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
2.      Demokratis
            Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar besedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.      Liberal atau Laissez Faire
            Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengancara berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.

G.    Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang
            Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan dibedakan menjadi empat yaitu:
1.      Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekaryan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin.
2.      Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf. Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri.
3.      Partisipatif
            Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya.
4.      Bebas Tindak
            Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekaryan sesuai dengan caranya sendiri.
            Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan orang lainnya tidak persis sama, maka gaya kepemimpinan ( leadership style ) yang diperlihatkanpun juga tidak sama. Tergantung dari sifat dan perilaku yang dihadapi dalam suatu organisasi dan atau yang dimiliki oleh pemimpin, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba  Medika
Suarli S dan Bahtiar nYanyan.____. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga